Hargailah Pendapat Orang lain Jika Kita Ingin Dihargai

Suatu ketika Ibu guru Geografi bertanya kepada siswa siswi di kelasnya. "Apa yang akan terjadi bila musim hujan di daerah kita ini berlangsung cukup lama dan hujan turun setiap hari tidak kurang dari enam jam?"
Banyak siswa mengacungkan tangan untuk menjawab, namun Bu guru menunjuk Danny untuk menjawab pada kesempatan pertama. 
"Bila terjadi hujan terus maka akan terjadi banjir bandang, Bu."
"Bagus," kata Bu guru. Selanjutnya Bu guru meminta siswa lain untuk menjawab. Rani mengacungkan tangan dan langsung segera menjawab," akan terjadi longsor dan tanaman pangan akan rusak terendam air."

Tiba-tiba Anton mengacungkan tangan dan menjawab sebelum diberi kesempatan. "Kalau hujan terus menerus maka harga payung akan naik dan penjual es merugi, Bu."
Serentak teman-teman sekelasnya tertawa sambil mengejek, bahkan ada yang melemparinya dengan gulungan kertas sambil berkata, "dasar bego, pikirannya hanya pada es krim saja, dasar gendut..."
Dengan sedikit keras, Bu guru berusaha menenagkan para siswa dan mulai membahas jawaban yang diberikan oleh tiga siswa tadi. Ternyata semua jawaban yang dikemukakan dari mereka dapat menjadi alternatif jawaban dari pertanyaan Bu guru, tergantung dari aspek mana mereka mengkaji.


Sikap menghargai gagasan orang lain sebenarnya merupakan suatu bentuk keterbukaan yang tulus untuk menerima sebuah perbedaan. Keterbukaan kita untuk terlibat dengan orang lain meskipun dalam sebuah perbedaan adalah sikap partisipasi atau keikutsertaan kita untuk mengambil bagian dalam keberadaan sesama kita.
Kita pun ingin dihargai bukan? Bila kita sanggup menerima ide atau gagasan orang lain, kita telah memberikan penghargaan terhadap hakekat kemanusiaan kita. Kita telah memberi arti bagi kehidupan bersama. Kesanggupan menghargai perbedaan orang lain adalah bagian terpenting dari semangat mencintai sesama, semangat yang memungkinkan kita untuk saling memahami, saling mengerti bahkan saling menopang

Posted in: Cerita Bermakna,Renungan