Jumat, 06 Januari 2012

Mengubah Tragedi Menjadi Kemenangan

Selama bergenerasi-generasi sebelum abad ini, prosedur standar untuk mengembangkan pengrajin ahli adalah dengan ayah mengajarkan profesinya kepada anak laki-lakinya. Keahlian yang diperlukan untuk membuat kerajinan diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Bertahun-tahun yang lalu, seorang pembuat sepatu mengajarkan kepada anak laki-lakinya yang berumur sembilan tahun kerajinan ini guna mempersiapkannya menghadapi kehidupan. Pada suatu hari, alat pelubang kulit jatuh dari meja pembuat sepatu dan secara tragis membutakan sebelah mata anaknya yang berumur sembilan tahun. Tanpa pengetahuan dan keahlian kedokteran seperti jaman sekarang, anak ini tidak hanya akan kehilangan sebelah mata, tetapi juga kedua-duanya.

Ayahnya memasukannya ke sekolah khusus ke anak tuna netra. Pada masa itu mereka diajarkan membaca dengan menggunakan blok-blok kayu ukiran besar. Blok-blok kayu ini canggung dan merepotkan, memerlukan banyak waktu untuk belajar. Walaupun demikian, anak tukang sepetu tidak puas hanya belajar membaca. Dia tahu pasti ada yang lebih mudah dan lebih baik. Selama bertahun-tahun dia merancang sistem membaca yang baru bagi orang buta dengan menusukan bintik-bintik pada kertas. Untuk mencapai tujuannya, anak pembuat sepatu menggunakan alat pelubang kulit yang sama dengan yang membutakannya. Nama anak ini adalah Louis Braille, pencipta huruf Braille.

gambar dari : id.wikipedia.org

(Sumber cerita : Zig Ziglar. Something to Smile About. Untuk Membuat Kita Tersenyum)

5 komentar:

wah dapat pengetahuan baru nih...? makasih sob wawasan nya..? sukses selalu ya...??

makasih juga gan sudah berkomentar :)

iya sob, keinginannya yg kuat untuk mengubah hidup jadi lebih baik patut ditiru sob

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung dan membaca postingan ini. Silahkan berkomentar kalau anda pikir hal itu perlu. Berikan komentar yang sewajarnya dan jangan nyepam ya sobat

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More